Sabtu, 28 Juli 2012

Sains di Mata Islam




Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
QS. AL-ALAQ: 1-5
Manusia diciptakan dari substansi serupa gumpalan darah yang telah dianugerahi Allah SWT dengan kemampuan analisis untuk mengurai rahasia-rahasia di balik fenomena alami. Kompilasi pengetahuan manusia kemudian didokumentasikan dan disebarkan dalam bentuk tulisan yang di simbolkan dengan pena. Ayat-ayat tersebut melahirkan sains dalam upaya menafsirkannya.
“Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan”. Maka riset saintis Islam berangkat dari keyakinan bahwa Allah pencipta dan pemelihara alam serta hanya karena-Nya pokok pangkal segala niat. Atas dasar itu, setiap tahapan riset yang menyingkapkan satu mata rantai rahasia alam semestinya disyukurinya dengan ungkapan.
Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka Q.S. 3:191.
Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa orang yang tidak beriman adalah mereka yang tidak mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan ayat atau tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ciptaan-Nya.
Sebaliknya, ciri menonjol pada orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan sang Pencipta tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan tidak dengan sia-sia, dan Ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan Allah di segala penjuru manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkan pada penyerahan diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk golongan yang berakal.
   
GEOGRAPHY
Ayat di bawah ini menjelaskan bahwa awan sebanyak gunung-gunung, apabila bila kita berpergian dengan menumpang pada pesawat terbang, kita akan lihat di jendela pesawat terbang itu bahwa awan sebanyak gunung-gunung yang berada dibawahnya. Fakta itu sudah tertulis di Al Qur’an 1400 tahun yang lalu sebelum umat manusia menemukan pesawat terbang. Jelaslah memang Al Qur’an adalah Firman dari Allah SWT karena pernyataan yang terkandung di dalamnya melebihi jaman.

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (buiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka di timpakan-Nya (butiran-butiran) es situ kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan QS.NUUR, 24:43

OCEANOLOGI
 
Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), diatasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tertindih-tindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun. QS.NUUR, 24:4

Sumber: http://www.scribd.com/doc/2918652/Membangun-Sains-Teknologi-Menurut-Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar