Sabtu, 21 Juli 2012

Posisi Menentukan Prestasi?


Assalamu’alaikum wr.wb.

Salam Blogger!, Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang apakah benar posisi menentukan prestasi? Dalam hal ini yang saya soroti bukan hanya ketika Ujian Tengah Semester saja loh :D tetapi dari aspek lain, misalnya dalam kegiatan ekonomi. Banyak sekali orang yang berbicara bahwa posisi menentukan prestasi. Memang ada benarnya juga sih. Misalnya dalam kegiatan perekonomian, terutama jika menyangkut posisi, prestasi, atau brand sebuah produk di mata konsumen. Coba sebutkan brand di hadapan 10 orang misalnya, kata-kata apa yang pertama kali terlintas di benak mereka? Pertanyaan menarik lain adalah, jika sebuah perusahaan bergerak di bidang apotik misalnya, coba minta kesepuluh orang tadi untuk menyebutkan brand apa saja yang terlintas di benak mereka ketika mendengar kata “apotek”. Apakah mereka langsung terpikir brand perusahaan tersebut? Atau mereka harus berpikir keras dulu untuk bisa mengingatnya? Lebih bagus lagi jika mereka bisa menuliskan brand atau menggambar logo perusahaan tersebut pada selembar kertas dengan huruf dan ejaan yang benar.

Semua jawaban dan bagaimana jawaban dari kesepuluh orang tersebut menggambarkan bagaimana image perusahaan tersebut di benak konsumen. Dalam marketing, positioning berarti suatu proses dimana para marketer mencoba untuk menciptakan image atau identitas perusahaan, produk, atau brand di benak para konsumen (target market). Intinya, bagaimana konsumen mempersepsikan perusahaan/brand tersebut di benak mereka. Dari positioning ini pula lah, bisa mengetahui dimana letak kekuatan dan kelemahan perusahaan, produk dan brand tersbut.

Bisa juga melakukan Re-positioning untuk mengubah atau menggeser identitas dari produk atau brand agar bisa mengubah persepsi konsumen terhadap produk maupun brand tersebut. Tetapi harus diingat, bahwa hal ini sangatlah sulit untuk dilakukan. Hampir mustahil untuk bisa mengubah paradigma dan cara pandang konsumen yang sudah terbentuk terhadap brand, apalagi jika sudah dalam jangka waktu yang lama. Seringkali bahkan lebih mudah untuk menciptakan awareness dengan meluncurkan brand yang baru.

Selain Re-positioning, ada juga De-positioning, dimana strategi ini adalah mencoba mengubah identitas produk itu sendiri terhadap/dibandingkan dengan produk-produk pesaing di benak para target market secara kolektif.
Semua strategi marketing pastilah mengacu pada konsumen. Tak peduli seberapa canggih atau hebatnya produk tersebut, jika tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen dan mereka tidak bisa memposisikan produk tersebut dengan jelas dalam benak/pikiran, maka semua usaha  akan menjadi sia-sia.

Walaupun positioning mempunyai banyak definisi, tetapi yang paling umum mengatakan, “Positioning produk adalah seberapa potensial produk tersebut bila dilihat dari kacamata konsumen”. Bisa juga dibandingkan dengan bagaimana positioning produk-produk pesaingnya. Positioning adalah konsep marketing yang pertama kali dipopulerkan oleh Al Ries dan Jack Trout dalam buku bestseller-nya, “Positioning – a battle for your mind”.

Ini berbeda sedikit dengan konteks positioning yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1969 oleh Jack Trout dalam paper-nya, “Positioning” adalah permainan yang dimainkan orang-orang dalam pasar me-too saat ini”. Paper ini ditulis dalam publikasi Industrial Marketing dimana kasusnya adalah konsumen terlalu banyak dijejali iklan yang tidak diinginkan dan mereka cenderung untuk membuang segala informasi yang tidak menarik untuk mengosongkan tempat di dalam benak/pikiran. Positioning adalah suatu sistem bagaimana kita bisa mendapatkan tempat khusus dalam pikiran konsumen – Positioning: The Battle for your Mind. Hal ini didasari atas konsep komunikasi dengan waktu/timing yang tepat dan dalam situasi/keadaan yang tepat pula.

Banyak orang setuju bahwa Positioning adalah suatu persepsi yang tercipta dalam benak/pikiran dari target market kita. Ini adalah kumpulan seluruh persepsi yang ada di pasar tentang perusahaan, produk atau jasa tertentu, yang juga berhubungan dan dapat dibandingkan dengan persepsi dari pihak para kompetitor di kategori yang sama. Hal ini akan terjadi otomatis, tidak peduli apakah manajemen perusahaan tersebut proaktif, reaktif atau pasif terhadap proses usaha mereka memantapkan positioning. Perusahaan tentu bisa mempengaruhi persepsi konsumen ini secara positif melalui strategi yang disusun dengan baik.

Sekarang coba kita telisik tentang penyalahgunaan perkataan posisi menentukan perstasi ala mahasiswa :D. Secara sengaja atau tidak sengaja, terlebih lagi sudah berniat hati dan mempersiapkan segala ‘amunisi‘ (contekan) untuk menjawab soal ujian. Tidak hanya itu saja, situasi dan kondisi juga patut diperhitungkan. Inilah yang dimaksud mahasiswa yang kerap kali mengatakan ‘posisi menentukan prestasi’.


Bagaimana ‘posisi’ yang dimaksud?
1.     Posisi yang aman, jauh dari meja dosen dan tidak terlalu kelihatan dari pengawasan dosen. (wiih curhat pengalaman kayanya nih :D, intermezzo)
2.     Posisi yang bisa santai dan tenang melihat kiri kanan bila sudah buntu tidak bisa menjawab soal ujian.
3.     Posisi yang nyaman dan kurang terlihat pengawasan dosen sehingga bisa sebanyak mungkin berkesempatan membuka contekan yang sudah dipersiapkan.

Ragam posisi untuk mencontek biasanya mahasiswa yang sudah niat dan membuat contekan akan berebutan duduk di posisi belakang atau dekat tembok. Duduk di posisi tengah-tengah pun bila tidak terlalu kelihatan dari pengawasan dosen bisa melihat contekan. Bentuk contekan pun beragam mulai dari menulis di kertas kecil-kecil ditaruh di dalam tempat pensil atau di dalam tissue, contekan via HP sampai fotocopy-an yang skalanya diperkecil.

Apabila mendapat nilai bagus dari hasil mencontek apakah membuat diri ini banggga? Sejauh ini mencontek dianggap sebagai hal yang wajar dan ‘usaha‘ untuk mendapatkan hasil yang bagus, rasanya mahasiswa yang mencontek pun bersikap biasa-biasa saja, yang penting nilai bagus. Tetapi hal ini sebenarnya tidak baik dan tidak pantas berbangga diri karena nilai yang diperoleh bukan dari kemampuan diri sendiri.
Penyalahgunaan makna negatif ‘posisi menentukan prestasi’ oleh mahasiswa termasuk tindakan korupsi yang nyatanya sulit untuk dijauhi.
1.     Korupsi terhadap diri sendiri : pengaruh kepada diri sendiri adalah tidak jujur dan merendahkan kemampuan diri sendiri. Rasanya suatu kebanggaan yang semu mendapatkan nilai bagus dengan mencontek.
2.     Korupsi terhadap teman : bersikap curang terhadap teman-teman lainnya yang sudah belajar keras menghadapi ujian bahkan tak dapat disangka mahasiswa yang tidak jujur bisa mendapatkan nilai lebih bagus daripada mahasiswa yang jujur.
3.     Korupsi terhadap orangtua : sebagai anak tentu ingin memberikan hasil yang terbaik dengan cara yang baik tetapi jika melakukan hal yang tidak baik berarti telah menyia-nyiakan kepercayaan orangtua kepada diri sendiri.
4.     Korupsi terhadap dosen : mahasiswa yang mencontek berarti tidak menghargai dosen yang sudah membuatkan soal ujian. Tidak mudah untuk membuat soal ujian dan dosen pasti mengharapkan hasil kerja mahasiswa dengan kemampuan sendiri.

Esensi ujian tentunya menguji kemampuan diri sendiri sejauh mana memahami materi bahasan. Mudah maupun sulit soal ujian sebaiknya dikerjakan sesuai kemampuan sendiri. Mencontek ini diibaratkan korupsi kecil-kecilan dan bila hal ini terus berlanjut maka bisa menghasilkan individu mahasiswa yang tidak jujur dalam menghadapi segala hal dalam kehidupan ini.
Posisi apapun saat ujian sebaiknya tidak perlu untuk dipermasalahkan dan mengerjakan soal ujian dengan jujur sehingga kalimat ‘posisi menentukan prestasi’ tidak bermakna negatif bagi mahasiswa dan korupsi mahasiswa ini dapat dikurangi sedikit demi sedikit.
Bagaimana solusi agar kita terhidar dan tidak melakukan hal demikian, ya jawabannya harus giat belajar tentunya dan percaya dengan kemampuan diri sendiri bahwa kita bisa. Kalau hasilnya kurang memuaskan, kita tetap bangga karena itu hasil dari kerja keras kita sendiri dan menjadi motivasi agar kita terus meningkatkan kualitas diri untuk menjadi lebih baik lagi, daripada nilai tinggi tetapi bukan hasil sendiri. Apa kata dunia?.
Sekian dari tulisan ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Wassalamu’alaikum wr.wb.

Sumber: kampus.marketing.co.id/2011/11/18/posisi-menentukan-prestasi/
www.kompasiana.com/fitriharyanti/ajx_category/sosbud/
Gambar: Google.co.id
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar