Rabu, 20 Oktober 2010

Tugas Softskill Teori Org. Umum 1 (1)

Konflik di Tubuh PSSI dan Persepakbolaan Negeri Ini

Assalamu’alaikum wr.wb.
Salam blogger buat kita semua. Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas sedikit tentang konflik organisasi dengan judul Konflik di Tubuh PSSI dan Persepakbolaan Negeri Ini. Konflik yang dimuat dalam tulisan ini adalah bagaimana konflik tersebut terjadi, dampak dari konflik PSSI yang menyebabkan secara tidak langsung akan menghambat prestasi sepakbola negeri ini, dan teori-teori tentang konflik organisasi. Saya menyematkan pendapat tentang bagaimana membangun PSSI dan persepakbolaan Indonesia masa depan yang baik. Baiklah kita mulai saja, sebelumnya anda butuh secangkir kopi hangat untuk menemani anda agar tidak bosan membaca tulisan ini :).

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang orang bilang PSSI dalam setahun terakhir ini terus “bernyanyi” ingin menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Apa bisa? Siapa yang percaya? Toh prestasi sepakbola negeri ini masih “memprihatinkan” negara lain butuh bukti bahwa sepakbola kita tidak “jelek”. Liga Super Indonesia yang bergulir saat ini menurut saya juga kurang efektif jika regulasi 5 pemain asing di setiap club masih diadakan dan menyebabkan output buruk pada timnas Indonesia itu sendiri dan yang dilihat hanya segi komersial saja. Jadi percaya atau tidak output liga kita kurang “menggigit”.

Persoalan yang dihadapi PSSI sekarang ini memang kompleks. PSSI sendiri selama ini juga menghadapi konflik internal dari dalam maupun eksternal yang dating dari luar. Konflik itu sendiri adalah segala macam interaksi pertentangan atau antogonistik antara dua atau lebih pihak. Apa yang bisa diharapkan dari PSSI yang sering dilanda konflik internal ini? Kalau bukan konflik antar pengurus, ya konflik kepentingan atau conflict of interest. Maka, jangankan mampu melakukan pembinaan sepakbola dan menghasilkan pemain-pemain handal yang mampu unjuk “gigi” di ajang regional dan internasional, membina dirinya sendiri saja PSSI sudah tidak mampu lagi. PSSI selama ini lebih memposisikan dirinya sebagai bagian dari problem, bukan bagian dari solusi. Kapan kita bisa berharap akan muncul sepakbola dan pemain sepakbola yang handal? Yang terlihat hanyalah sistem yang instant dan biaya besar seperti tim U17 di Uruguay sekarang, yang hanya mengulangi kesalahan dari PSSI Pratama, Garuda I, Garuda II, Primavera dan Baretti. Manajemen PSSI yng kurang “cantik” dan masalah prestasi persepakbolaan negeri ini termasuk dalam Konflik Tubuh PSSI yang kompleks.


Teori Konflik
Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
(sumber : Wikipedia)

Jenis-Jenis Konflik
Jenis-jenis Konflik, diantaranya :
a. Konflik peranan yang terjadi didalam diri seseorang (person-role conflict).
b. Konflik antar peranan (inter-role conflict).
c. Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intesender conflict).
d. Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan (intrasender conflict).
Konflik juga dapat dibedakan menurut pihak-pihak yang saling bertentangan. Atas dasar hal ini , ada 5 jenis konflik , yaitu :
a. Konflik dalam diri individu.
b. Konflik antar individu.
c. Konflik antar individu dan kelompok.
d. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama.
e. Konflik antar organisasi

Sumber-Sumber Konflik diantaranya:
a.Kebutuhan untuk membagi(sumber daya-sumber daya) yang terbatas. 
b.Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan.
c.Saling ketergantungan kegiatan-kegiatan kerja.
d. Perbedaan nilai-nilai atau persepsi.
e. Kemandirian organisasional.
f. Gaya-gaya individual.

Strategi Penyelesaian KonflikAda 3 strategi dasar :
a.Kalah –kalah
b.Menang –kalah
c.Menang –menang.
(sumber : gunadarma.ac.id)

Penanganan dan solusi Konflik di Tubuh PSSI & Persepakbolaan Negeri Ini
Untuk membangun PSSI dan sepakbola Indonesia masa depan segala upaya harus kita usahakan. Salah satunya dengan sistem pemilihan pengurus PSSI yang independent dan terpercaya serta kompetisi yang terpadu untuk mencari bibit-bibit para pemain muda berbakat dari usia belia. Dari kompetisi tersebut terus dipantau perkembangan demi perkembangan si pemain agar kelak menjadi pemain professional yang tangguh dan para pengurus PSSI seharusnya juga memiliki misi dan visi yang sama untuk mencapai tujuan bersama.
Jika cara tersebut dilaksanakan dengan sungguh-sungguh tak khayal dapat mengatasi berbagai kendala, diantaranya:
1. Meminimalisir konflik yang terjadi di tubuh internal PSSI itu sendiri dan me-manage organisasi PSSI dengan baik, seksama dan sepaham demi tercapainya tujuan bersama.
2. Pemain Indonesia masa depan tidak lahir karena proses yang instant melaikan mealaui kompetisi terpadu yang selalu dipantau pengembangannya. Dan dapat menghindari Pemborosan dana yang dilakukan selama ini dengan mengirim tim keluar negeri dapat ditekan, dan uang yang beredar hanya di dalam negeri. Ini juga berguna untuk ketahanan perekonomian nasional.
3. Pemain yg lahir akan lebih mudah dan masyarakat turut menilainya tanpa interfensi pihak lain.
4. Pemilihan pemain nasional akan Tanpa interfensi pihak lain.
5. Akan ada data pemain yang akurat yang ini bisa dimanfaatkan oleh klub-klub profesional yang solid nantinya.
6. Dan masih banyak lagi kendala teratasi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kesimpulan
Sumber-sumber konflik organisasi sebagian besar merupakan hasil dinamika interaksi individual dan kelompok serta proses–proses psikologis. Untuk menyelesaikan konflik yang terjadi pimpinan dapat melakukan tindakan alternative, tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Tindakan alternative tersebut adalah menggunakan kekuasaan, konfrontasi, kompromi, menghaluskan situasi dan pengunduran diri.
Agar persepakbolaan kita dapat mencapai tujuan prestasinya maka organisasi PSSI harus paham betul dalam mengatasi problem internalnya terlebih dahulu dan tidak menciptakan konflik baru agar konsentrasi dalam membangun dan mengembangkan persepakbolaan negeri ini tidak terpecah karena masalah-masalah internalnya. PSSI juga harus bisa me-manage organisasinya dengan baik dan efisien ada perbedaan itu indah tetapi “SAY NO TO CONFLICT”.

Sekian dari tulisan ini. Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membacanya. Wassalamu’alaikum wr.wb. Hidup PSSI dan Persepakbolaan Indonesia :). Keep blogging all.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar