Senin, 18 Oktober 2010

Praktek Shalat Nabi

Assalamu’alaikum wr wb. Salam ngeblogs!. Shalat adalah tiang agama karena pada kesempatan kali ini saya akan memberikan sedikit ilmu tentang praktek shalat khususnya yang dilaksanakan oleh Rasulullah Muhammad saw. Shalat sebenar-benarnya shalat itu sendiri juga dapat mencegah dan menghindarkan diri kita dari perbuatan keji dan munkar. Mari kita telaah benar apakah shalat kita sudah benar?. Tak ada salahnya jika kita niatkan dalam hati dan memperbaikinya.
Dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, ditujukan kepada setiap orang yang menginginkan shalatnya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Muhammad saw, karena beliau telah bersabda:
“Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al Bukhri)
Rincian praktek shalat Nabi Muhammad saw yang harus kita ikuti itu adalah:
1. Menyempurnakan wudhu, ykni berwudhu seperti yang diperintahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muksmu tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (Al Maidah 6)
Rasulullah saw bersabda: “ Shalat tidak diterima (tidak sah) bila tanpa bersuci.
2. Menghadap ke kiblat (Ka’bah) dimanapun berada, dengan seluruh badan, dengan niat dalam hati melakukan shalat yang hendak dikerjakan, baik shalat fardu maupunshalat sunnat.
Niat tidak diucapkan karena hal itu tidak dianjurkan dan tidak pernah dicontohkan Nabi, dan para sahabat Ra pun tidak pernah melisankan niat.
Nabi mensunnatkan agar ketika hendak shalat kita membuat sutrah (batasan) sebagai tempat shalat, baik tatkala ia sebagai imam maupun shalat sendiri.
3. Takbiratul ihram dengan mengucapkan “Allahu Akbar”, dan dengan menatap ke tempat sujud.
4. Mengangkat tangn setinggi pundak atau setinggi teinga.
5. Meletakkan kedua tangan diatas dada. Tangan kanan berada diatas telapak tangan kiri. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Wail bin Hujr dan Qubaishah bin Halab At Thai dari bapaknya Ra.
6. Disunnatkan membaca doa istiftah (pembukaan), kemudian membaca ta’awwudz, basmalah dan membaca surat Al Fatihah, karena Rasulullah telah bersabda, “ Tidak sah shalat orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab.”. Setelah membaca Fatihah, ucapkan “Aamiin” dengan suara keras dalam shalat Jahriah (sahalt yang bacaannya dikeraskan/disuarakan). Setelah itu bacalah salah satu sura dari Al Qur’an yang dihafal.
7. Ruku’ dengan membaca takbir; mengangkat kedua tangan setinggi pundak atau setinggi telinga. Lalu sejajarkan kepala dengan punggung, letakkan kedua tangan diatas kedua lutut; renggangkan jari-jari; berada pada posisi tuma’ninah (menenangkan badan) dalam ruku’. Dan mengucapkan “ Subhaana rabbiyal a’tzimi”. Di utamakan ucapan itu diulang tiga kali atau lebih.
8. Mengangkat kebpla setelah ruku’ dengan engangkat kedua tangan setinggipundak atau telinga, seraya mengucapkan“ samia’allaahulimanhamidah” . dan ketika berdiri membaca doanya.
9. Setelah itu sujud dengan mengucapkan takbir serta letakkan kedua lutut sebelum kedua tangan (kalau bisa/mampu). Bila tidak bisa/ tidak mampu, maka boleh mendahulukan meletakkan tangan sebelum lutut. Jari-jari kedua kaki dan kedua tangan dihadapkan kearah kiblat, dan jari-jari tangan dirapatkan. Sujud di atas anggota sujud yang tujuh, yaitu kening bersama hidung, kedua tangan, kedua kutu, dan jari-jari kedua kaki, serta mengucapkan “Subhaana rabbiyal a’la” tiga kali atau lebih. Disunatkan pula memperbanyak doa. Rasulullah berssbada:
“Tatkalaruku’, maka besarkaanlah/ agungkanlah (nama) Robbmu. Tatkala sujud maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa karena doa kalian layak untuk dikabulkan.” (HR. Muslim)
“Hamba yang paling dekat dengan Robbnya adalah dikala sedang sujud, karena itu perbanyaklah doa.” (HR Muslim
Disunnatkan pula mendoakan diri sendiri dan mendoakan umat islam lainnya untuk kebaikan di dunia dan akhirat.
Ketentuan lainnya adalah merenggangkan kedua lengan dari kedua lambung, tidak merapatkan perut dengan kedua paha, merenggangkan kedua paha dari kedua betis, dan mengangkat kedua lengan dari tanah (bawah/dasar). Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Muhammad saw:
“Tegaklah dalam sujud kalian. Jangan ada seorang dari kalian yang meletakkan kedua lengannya seperti anjing.”
10. Mengangkat kepala dari sujud dengan mengucapkan takbir; meletakkan telapak kaki dan mendudukinya; menegakkan kaki yang kanan; meletakkan kedua tangan di atas kedu paha atau lutut, dan mengucapkan bacaan doa diantara dua sujud. Tuma’ninah (menenangkan badan) ketika duduk sehingga tulang-tulangnya kembali lagi ketempat asalnya,seperti I’tidal setelah ruku’. Nabi Muhammad saw memanjangkan I’tidal setelah ruku’ dan duduk diantara kedua sujud.
11. Sujud kedua dengan mengucapkan takbir, dengan mengerjakan seperti yang dikerjakan sujud pertama.
12. Mengangkat kepala dengan mengucapkan takbir; duduk sebentar seperti duduk diantara dua sujud yang disebut duduk istirahat. Menurut pendapat beberapa ulama ini adalah sunnat, karena itu apabila ini ditinggalkan tidak apa-apa dan disitu juga tidak ada dzikir maupun doa yang harus diucapkan.
13. Kemudian bangkit ke rakaat yang kedua dengan bersandar kepada kedua lutut (bila kondisi memungkinkan). Bila tidak mampu maka boleh bersandar pada alas dasar.
14. Lalu membaca Al Fatihah dan selanjutnya membaca salah satu surat dari Al Qur’an yang dihafal. Baru setelah itu mengerjakan seperti yang dilakukan pada rakaat awal.
15. Makmum tidak diperkenankan mendahului imam Karen Nabi Muhammad saw telah memperingatkan hal itu kepada umatnya. Hukumnya makruh apabila makmum bergerak secara bersamaan dengan imiam. Yang disunnatkan adalah semua perbuatan yang dilakukan setelah imam tanpa menunggu-nunggu dan setelah berhentinya suara imam. Hal ini berdasarkan sabda Nabi. “ Imam hanya dijadikan untuk diikuti. Karenanya janganlah kalia berbeda dengan imam. Apabila imam takbir, maka tabirlah. Apabila imam mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah”, maka ucapkanlah : “Rabbana walakal hamdu.” Apabila imam sujud maka sujudlah.” (HR Al Bukhari-Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar