Assalamu’alaikum wr wb. Salam ngeblogs!. Shalat adalah tiang agama karena pada kesempatan kali ini saya akan memberikan sedikit ilmu tentang praktek shalat khususnya yang dilaksanakan oleh Rasulullah Muhammad saw. Shalat sebenar-benarnya shalat itu sendiri juga dapat mencegah dan menghindarkan diri kita dari perbuatan keji dan munkar. Mari kita telaah benar apakah shalat kita sudah benar?. Tak ada salahnya jika kita niatkan dalam hati dan memperbaikinya.
Dari
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, ditujukan kepada setiap orang yang
menginginkan shalatnya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Muhammad saw,
karena beliau telah bersabda:
“Shalatlah
sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al Bukhri)
Rincian
praktek shalat Nabi Muhammad saw yang harus kita ikuti itu adalah:
1. Menyempurnakan
wudhu, ykni berwudhu seperti yang diperintahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
“Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muksmu tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua
mata kaki.” (Al Maidah 6)
Rasulullah saw
bersabda: “ Shalat tidak diterima (tidak sah) bila tanpa bersuci.
2. Menghadap
ke kiblat (Ka’bah) dimanapun berada, dengan seluruh badan, dengan niat dalam
hati melakukan shalat yang hendak dikerjakan, baik shalat fardu maupunshalat
sunnat.
Niat tidak diucapkan
karena hal itu tidak dianjurkan dan tidak pernah dicontohkan Nabi, dan para
sahabat Ra pun tidak pernah melisankan niat.
Nabi mensunnatkan agar
ketika hendak shalat kita membuat sutrah (batasan) sebagai tempat shalat, baik
tatkala ia sebagai imam maupun shalat sendiri.
3. Takbiratul
ihram dengan mengucapkan “Allahu Akbar”, dan dengan menatap ke tempat sujud.
4. Mengangkat
tangn setinggi pundak atau setinggi teinga.
5. Meletakkan
kedua tangan diatas dada. Tangan kanan berada diatas telapak tangan kiri. Ini
berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Wail bin Hujr dan Qubaishah bin Halab
At Thai dari bapaknya Ra.
6. Disunnatkan
membaca doa istiftah (pembukaan), kemudian membaca ta’awwudz, basmalah dan
membaca surat Al Fatihah, karena Rasulullah telah bersabda, “ Tidak sah shalat
orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab.”. Setelah membaca Fatihah, ucapkan
“Aamiin” dengan suara keras dalam shalat Jahriah (sahalt yang bacaannya
dikeraskan/disuarakan). Setelah itu bacalah salah satu sura dari Al Qur’an yang
dihafal.
7. Ruku’
dengan membaca takbir; mengangkat kedua tangan setinggi pundak atau setinggi
telinga. Lalu sejajarkan kepala dengan punggung, letakkan kedua tangan diatas
kedua lutut; renggangkan jari-jari; berada pada posisi tuma’ninah (menenangkan
badan) dalam ruku’. Dan mengucapkan “ Subhaana rabbiyal a’tzimi”. Di utamakan
ucapan itu diulang tiga kali atau lebih.
8. Mengangkat
kebpla setelah ruku’ dengan engangkat kedua tangan setinggipundak atau telinga,
seraya mengucapkan“ samia’allaahulimanhamidah” . dan ketika berdiri membaca
doanya.
9. Setelah
itu sujud dengan mengucapkan takbir serta letakkan kedua lutut sebelum kedua
tangan (kalau bisa/mampu). Bila tidak bisa/ tidak mampu, maka boleh mendahulukan
meletakkan tangan sebelum lutut. Jari-jari kedua kaki dan kedua tangan
dihadapkan kearah kiblat, dan jari-jari tangan dirapatkan. Sujud di atas
anggota sujud yang tujuh, yaitu kening bersama hidung, kedua tangan, kedua
kutu, dan jari-jari kedua kaki, serta mengucapkan “Subhaana rabbiyal a’la” tiga
kali atau lebih. Disunatkan pula memperbanyak doa. Rasulullah berssbada:
“Tatkalaruku’, maka
besarkaanlah/ agungkanlah (nama) Robbmu. Tatkala sujud maka
bersungguh-sungguhlah dalam berdoa karena doa kalian layak untuk dikabulkan.”
(HR. Muslim)
“Hamba yang paling
dekat dengan Robbnya adalah dikala sedang sujud, karena itu perbanyaklah doa.”
(HR Muslim)
Disunnatkan pula
mendoakan diri sendiri dan mendoakan umat islam lainnya untuk kebaikan di dunia
dan akhirat.
Ketentuan lainnya
adalah merenggangkan kedua lengan dari kedua lambung, tidak merapatkan perut
dengan kedua paha, merenggangkan kedua paha dari kedua betis, dan mengangkat
kedua lengan dari tanah (bawah/dasar). Hal ini sebagaimana disabdakan oleh
Rasulullah Muhammad saw:
“Tegaklah dalam sujud
kalian. Jangan ada seorang dari kalian yang meletakkan kedua lengannya seperti
anjing.”
10. Mengangkat
kepala dari sujud dengan mengucapkan takbir; meletakkan telapak kaki dan
mendudukinya; menegakkan kaki yang kanan; meletakkan kedua tangan di atas kedu
paha atau lutut, dan mengucapkan bacaan doa diantara dua sujud. Tuma’ninah
(menenangkan badan) ketika duduk sehingga tulang-tulangnya kembali lagi
ketempat asalnya,seperti I’tidal setelah ruku’. Nabi Muhammad saw memanjangkan
I’tidal setelah ruku’ dan duduk diantara kedua sujud.
11. Sujud
kedua dengan mengucapkan takbir, dengan mengerjakan seperti yang dikerjakan
sujud pertama.
12. Mengangkat
kepala dengan mengucapkan takbir; duduk sebentar seperti duduk diantara dua
sujud yang disebut duduk istirahat. Menurut pendapat beberapa ulama ini adalah
sunnat, karena itu apabila ini ditinggalkan tidak apa-apa dan disitu juga tidak
ada dzikir maupun doa yang harus diucapkan.
13. Kemudian
bangkit ke rakaat yang kedua dengan bersandar kepada kedua lutut (bila kondisi
memungkinkan). Bila tidak mampu maka boleh bersandar pada alas dasar.
14. Lalu
membaca Al Fatihah dan selanjutnya membaca salah satu surat dari Al Qur’an yang
dihafal. Baru setelah itu mengerjakan seperti yang dilakukan pada rakaat awal.
15. Makmum
tidak diperkenankan mendahului imam Karen Nabi Muhammad saw telah
memperingatkan hal itu kepada umatnya. Hukumnya makruh apabila makmum bergerak
secara bersamaan dengan imiam. Yang disunnatkan adalah semua perbuatan yang
dilakukan setelah imam tanpa menunggu-nunggu dan setelah berhentinya suara
imam. Hal ini berdasarkan sabda Nabi. “ Imam hanya dijadikan untuk diikuti.
Karenanya janganlah kalia berbeda dengan imam. Apabila imam takbir, maka
tabirlah. Apabila imam mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah”, maka ucapkanlah
: “Rabbana walakal hamdu.” Apabila imam sujud maka sujudlah.” (HR Al
Bukhari-Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar