Minggu, 15 April 2012

Manusia dan Kematian


 Assalamu’alaikum wr.wb. Salam Ngeblogs buat kita semua. Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas sedikit tentang manusia, kehidupan dan kematian. Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?

Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.

Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)

Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!

Memposisikan kematian sebagai lawan dari kehidupan, seperti hitam dengan putih, atau kosong dengan penuh, adalah sebuah kesalahan mentalitas, kekeliruan pada inti pemahaman, walaupun sepertinya benar pada tataran permukaan.

Ini sama kelirunya dengan menyamakan derazat kecantikan dengan tingkat kecerahan warna kulit, atau menilai kesucian air dari tingkat kejernihannya. Hehehe, belum tau ya, banyak cairan paling mematikan itu justru beniiing banget. Atau apa penglihatannya ga begitu bagus ya, untuk bisa menenemukan kenyataan, bahwa kulit legam pun punya keindahannya sendiri?

Kematian tak lain tak bukan cuma sebuah, atau salah satu proses dalam kehidupan. Pemisahan substans-substansi sekaligus pembaruan substansi-substansi. Pemeliharaan dan perubahan bentuk-bentuk, adalah proses tak berkesudahan dalam hidup. Dan memang, kematian adalah bentuk perubahan yang besar dan cepat dari format kehidupan itu. Perubahan yang memang diperlukan kehidupan demi keberlanjutan kehidupan itu sendiri.

Bahkan dalam “kematian” tubuh itu, sesungguhnya tak ada satu pun yang mati. Hanya pecah terurainya materi dari sebuah bentuk, yang dibutuhkan sebagai materi untuk membentuk format kehidupan lainnya.

Dengan cara yang sama, kita pun dapat mengerti, dalam kerangka hukum alam atau sunnatullah yang seragam, bahwa energi yang ada dalam zat-zat yang terurai dan berubah tadi, termasuk energi yang kita kenal sebagai jiwa dan mental, tak ada yang musnah atau menghilang; hanya berpindah tempat atau berubah bentuk, untuk selalu menyediakan energi dan jiwa, bagi bentuk-bentuk kehidupan berikutnya.

Cukuplah kematian itu sebagai nasehat bagi orang yang hidup, karena kematian memberikan banyak pelajaran, membingkai makna hidup, bahkan mengawasi alur kehidupan agar tidak menyimpang. Nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan oleh kematian begitu banyak, menarik, bahkan menenteramkan. Dengan begitu mengingat kematian dapat mendorong meraih sukses dalam kehidupan.

Jadi sebenarnya, kematian itu sungguh berarti bagi sebuah kehidupan. Kematian dapat selalu memberi peringatan, agar kehidupan tetap menjadi sesuatu yang berarti. Sebaliknya, kehidupan juga mengingatkan kematian, sehingga menjadi sesuatu yang dinanti. Kematian mendidik kehidupan, dan kehidupan merindukan kematian.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi kita para pemuda harapan bangsa yang tetap harus belajar tentang hidup ini. Semoga dengan adanya tulisan ini kita akan dapat lebih menghargai hidup kita dan jangan pernah sia-siakan hidup yang telah dikaruniai Allah swt kepada kita semua. Sekian dari tulisan ini, terimakasih telah meluangkan waktu untuk membacanya. Keep Blogging All!  Wassalamu’alaikum wr. Wb.

Gambar: google.co.id



Tidak ada komentar:

Posting Komentar