Assalamu’alaikum
wr.wb.
Salam Blogger!,
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang apakah benar posisi
menentukan prestasi? Dalam hal ini yang saya soroti bukan hanya ketika Ujian
Tengah Semester saja loh :D tetapi dari aspek lain, misalnya dalam kegiatan ekonomi.
Banyak sekali orang yang berbicara bahwa posisi menentukan prestasi. Memang ada
benarnya juga sih. Misalnya dalam kegiatan perekonomian, terutama jika
menyangkut posisi, prestasi, atau brand sebuah produk di mata konsumen.
Coba sebutkan brand di hadapan 10 orang misalnya, kata-kata apa yang
pertama kali terlintas di benak mereka? Pertanyaan menarik lain adalah, jika
sebuah perusahaan bergerak di bidang apotik misalnya, coba minta kesepuluh orang
tadi untuk menyebutkan brand apa saja yang terlintas di benak mereka
ketika mendengar kata “apotek”. Apakah mereka langsung terpikir brand
perusahaan tersebut? Atau mereka harus berpikir keras dulu untuk bisa
mengingatnya? Lebih bagus lagi jika mereka bisa menuliskan brand atau
menggambar logo perusahaan tersebut pada selembar kertas dengan huruf dan ejaan
yang benar.
Semua jawaban dan
bagaimana jawaban dari kesepuluh orang tersebut menggambarkan bagaimana image
perusahaan tersebut di benak konsumen. Dalam marketing, positioning
berarti suatu proses dimana para marketer mencoba untuk menciptakan image
atau identitas perusahaan, produk, atau brand di benak para konsumen (target
market). Intinya, bagaimana konsumen mempersepsikan perusahaan/brand
tersebut di benak mereka. Dari positioning ini pula lah, bisa
mengetahui dimana letak kekuatan dan kelemahan perusahaan, produk dan brand
tersbut.
Bisa juga
melakukan Re-positioning untuk mengubah atau menggeser identitas dari
produk atau brand agar bisa mengubah persepsi konsumen terhadap produk
maupun brand tersebut. Tetapi harus diingat, bahwa hal ini sangatlah
sulit untuk dilakukan. Hampir mustahil untuk bisa mengubah paradigma dan cara
pandang konsumen yang sudah terbentuk terhadap brand, apalagi jika
sudah dalam jangka waktu yang lama. Seringkali bahkan lebih mudah untuk
menciptakan awareness dengan meluncurkan brand yang baru.
Selain Re-positioning,
ada juga De-positioning, dimana strategi ini adalah mencoba mengubah
identitas produk itu sendiri terhadap/dibandingkan dengan produk-produk pesaing
di benak para target market secara kolektif.
Semua strategi
marketing pastilah mengacu pada konsumen. Tak peduli seberapa canggih atau
hebatnya produk tersebut, jika tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen dan
mereka tidak bisa memposisikan produk tersebut dengan jelas dalam
benak/pikiran, maka semua usaha akan menjadi sia-sia.
Walaupun positioning
mempunyai banyak definisi, tetapi yang paling umum mengatakan, “Positioning
produk adalah seberapa potensial produk tersebut bila dilihat dari kacamata
konsumen”. Bisa juga dibandingkan dengan bagaimana positioning
produk-produk pesaingnya. Positioning adalah konsep marketing yang
pertama kali dipopulerkan oleh Al Ries dan Jack Trout dalam buku bestseller-nya,
“Positioning – a battle for your mind”.
Ini berbeda
sedikit dengan konteks positioning yang pertama kali dipublikasikan
pada tahun 1969 oleh Jack Trout dalam paper-nya, “Positioning”
adalah permainan yang dimainkan orang-orang dalam pasar me-too saat
ini”. Paper ini ditulis dalam publikasi Industrial Marketing dimana
kasusnya adalah konsumen terlalu banyak dijejali iklan yang tidak diinginkan
dan mereka cenderung untuk membuang segala informasi yang tidak menarik untuk
mengosongkan tempat di dalam benak/pikiran. Positioning adalah suatu
sistem bagaimana kita bisa mendapatkan tempat khusus dalam pikiran konsumen – Positioning:
The Battle for your Mind. Hal ini didasari atas konsep komunikasi dengan
waktu/timing yang tepat dan dalam situasi/keadaan yang tepat pula.
Banyak orang
setuju bahwa Positioning adalah suatu persepsi yang tercipta dalam
benak/pikiran dari target market kita. Ini adalah kumpulan seluruh
persepsi yang ada di pasar tentang perusahaan, produk atau jasa tertentu, yang
juga berhubungan dan dapat dibandingkan dengan persepsi dari pihak para
kompetitor di kategori yang sama. Hal ini akan terjadi otomatis, tidak peduli
apakah manajemen perusahaan tersebut proaktif, reaktif atau pasif terhadap
proses usaha mereka memantapkan positioning. Perusahaan tentu bisa
mempengaruhi persepsi konsumen ini secara positif melalui strategi yang disusun
dengan baik.
Sekarang coba kita
telisik tentang penyalahgunaan perkataan posisi menentukan perstasi ala
mahasiswa :D. Secara sengaja atau tidak sengaja, terlebih lagi sudah berniat hati dan mempersiapkan segala ‘amunisi‘ (contekan) untuk
menjawab soal ujian. Tidak hanya itu saja, situasi dan kondisi juga patut diperhitungkan. Inilah yang dimaksud
mahasiswa yang kerap kali mengatakan ‘posisi menentukan prestasi’.
Bagaimana ‘posisi’ yang dimaksud?
1.
Posisi yang aman, jauh dari meja dosen
dan tidak terlalu kelihatan dari pengawasan dosen. (wiih curhat pengalaman
kayanya nih :D, intermezzo)
2.
Posisi yang bisa santai dan tenang melihat kiri kanan bila sudah buntu tidak bisa menjawab soal
ujian.
3.
Posisi yang nyaman dan kurang terlihat
pengawasan dosen sehingga bisa sebanyak mungkin berkesempatan membuka
contekan yang sudah dipersiapkan.
Ragam posisi untuk mencontek biasanya mahasiswa
yang sudah niat dan membuat contekan akan berebutan duduk di posisi belakang
atau dekat tembok. Duduk di posisi tengah-tengah pun bila tidak terlalu
kelihatan dari pengawasan dosen bisa melihat contekan. Bentuk contekan pun beragam mulai dari
menulis di kertas kecil-kecil ditaruh di dalam tempat pensil atau di dalam tissue, contekan via HP sampai fotocopy-an
yang skalanya diperkecil.
Apabila mendapat nilai bagus dari
hasil mencontek apakah membuat diri ini banggga? Sejauh ini mencontek dianggap
sebagai hal yang wajar dan ‘usaha‘ untuk mendapatkan hasil yang bagus, rasanya mahasiswa
yang mencontek pun bersikap biasa-biasa saja, yang penting nilai bagus. Tetapi
hal ini sebenarnya tidak baik
dan tidak pantas berbangga diri karena nilai yang diperoleh bukan dari
kemampuan diri sendiri.
Penyalahgunaan
makna negatif ‘posisi menentukan prestasi’ oleh mahasiswa termasuk tindakan
korupsi yang nyatanya sulit untuk dijauhi.
1.
Korupsi terhadap diri sendiri
: pengaruh kepada diri sendiri adalah tidak
jujur dan merendahkan kemampuan diri sendiri. Rasanya suatu kebanggaan yang
semu mendapatkan nilai bagus dengan mencontek.
2.
Korupsi terhadap teman :
bersikap curang terhadap
teman-teman lainnya yang sudah belajar keras menghadapi ujian bahkan tak dapat
disangka mahasiswa yang tidak jujur bisa mendapatkan nilai lebih bagus daripada
mahasiswa yang jujur.
3.
Korupsi terhadap orangtua
: sebagai anak tentu ingin memberikan hasil yang terbaik dengan cara yang baik
tetapi jika melakukan hal yang tidak baik berarti telah menyia-nyiakan kepercayaan orangtua kepada diri sendiri.
4.
Korupsi terhadap dosen :
mahasiswa yang mencontek berarti tidak
menghargai dosen yang sudah membuatkan soal ujian. Tidak mudah untuk
membuat soal ujian dan dosen pasti mengharapkan hasil kerja mahasiswa dengan
kemampuan sendiri.
Esensi
ujian tentunya menguji kemampuan diri sendiri sejauh mana memahami materi
bahasan. Mudah maupun sulit soal ujian sebaiknya dikerjakan sesuai kemampuan
sendiri. Mencontek ini diibaratkan korupsi
kecil-kecilan dan bila
hal ini terus berlanjut maka bisa menghasilkan individu mahasiswa yang tidak
jujur dalam menghadapi segala hal dalam kehidupan ini.
Posisi
apapun saat ujian sebaiknya tidak perlu untuk dipermasalahkan dan mengerjakan soal ujian dengan jujur sehingga kalimat
‘posisi menentukan prestasi’ tidak bermakna negatif bagi mahasiswa dan korupsi mahasiswa ini dapat
dikurangi sedikit demi sedikit.
Bagaimana solusi
agar kita terhidar dan tidak melakukan hal demikian, ya jawabannya harus giat
belajar tentunya dan percaya dengan kemampuan diri sendiri bahwa kita bisa. Kalau
hasilnya kurang memuaskan, kita tetap bangga karena itu hasil dari kerja keras
kita sendiri dan menjadi motivasi agar kita terus meningkatkan kualitas diri untuk
menjadi lebih baik lagi, daripada nilai tinggi tetapi bukan hasil sendiri. Apa
kata dunia?.
Sekian dari
tulisan ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Sumber: kampus.marketing.co.id/2011/11/18/posisi-menentukan-prestasi/
www.kompasiana.com/fitriharyanti/ajx_category/sosbud/
Gambar: Google.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar