Assalamu’alaikum
wr wb. Salam ngeblogs selalu. Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas
sedikit tentang tata cara mengucapkan salam menurut Islam. Salam memang penting
diucapkan sebagai tanda kita menghargai seseorang dan seseorang menghargai
kita. Salam juga dapat dikatakan doa.
Allah
SWT berfirman dalam Surat Al-Hasyr Ayat 23:
Dialah
Allah, tidak ada ilaah(sesembahan) yang layak kecuali Dia,
Maha
Rajadiraja, yang Maha Suci, Maha Sejahtera, Maha Mengaruniai
rasa
aman, Maha Memelihara, Maha Perkasa, Maha Kuasa, Maha
Memiliki
segala keagungan. Maha Suci Allah dari segala yang mereka
persekutukan.
Didalam
ayat ini, As-Salaam (Maha Sejahtera) adalah satu dari
Nama-nama
Agung Allah SWT. Kini, Kita akan mencoba untuk memahami arti, keutamaan dan
penggunaan kata Salam.
Sebelum
terbitnya fajar Islam, orang Arab biasa menggunakan
ungkapan-ungkapan
yang lain, seperti Hayakallah ( Øياك الله ) yang artinya
semoga
Allah menjagamu tetap hidup, kemudian Islam memperkenalkan
ungkapan
Assalamu ‘alaikum. Artinya, semoga kamu terselamatkan dari
segala
duka, kesulitan dan nestapa. Ibnu Al-Arabi didalam kitabnya Al-
Ahkamul
Qur’an mengatakan bahwa Salam adalah salah satu ciri-ciri Allah
SWT
dan berarti Semoga Allah menjadi Pelindungmu.
Ungkapan
Islami ini lebih berbobot dibandingkan dengan ungkapanungkapan
kasih-sayang
yang digunakan oleh bangsa-bangsa lain. Hal ini
dapat
dijelaskan dengan alasan-alasan berikut ini.
1.
Salam bukan sekedar ungkapan kasih-sayang, tetapi memberikan juga
alasan
dan logika kasih-sayang yang di wujudkan dalam bentuk doa
pengharapan
agar anda selamat dari segala macam duka-derita. Tidak
seperti
kebiasaan orang Arab yang mendoakan untuk tetap hidup,
tetapi
Salam mendoakan agar hidup dengan penuh kebaikan.
2.
Salam mengingatkan kita bahwa kita semua bergantung kepada Allah
SWT.
Tak satupun makhluk yang bisa mencelakai atau memberikan
manfaat
kepada siapapun juga tanpa perkenan Allah SWT.
3.
Perhatikanlah bahwa ketika seseorang mengatakan kepada anda, “Aku
berdoa
semoga kamu sejahtera.” Maka ia menyatakan dan berjanji
bahwa
anda aman dari tangan (perlakuan)nya, lidah (lisan)nya, dan ia
akan
menghormati hak hidup, kehormatan, dan harga-diri anda.
Ibnu
Al-Arabi didalam Ahkamul Qur’an mengatakan:
Tahukah
kamu arti Salam? Orang yang mengucapkan Salam itu
memberikan
pernyataan bahwa ‘kamu tidak terancam dan aman
sepenuhnya
dari diriku.’
Kesimpulannya,
bahwa Salam berarti, (i) Mengingat (dzikr) Allah
SWT,
(ii) Pengingat diri, (iii) Ungkapan kasih sayang antar sesama Muslim,
(iv)
Doa yang istimewa, dan (v) Pernyataan atau pemberitahuan bahwa
‘anda
aman dari bahaya tangan dan lidahku’
Sebuah
Hadits merangkumnya dengan indah:
Muslim
sejati adalah bahwa dia tidak membahayakan setiap Muslim
yang
lain dengan lidahnya dan tangannya
Jika
kita memahami hadits ini saja, sudahlah cukup untuk
memperbaiki
semua umat Muslim. Karena itu Rasulullah Muhammad SAW
sangat
menekankan penyebaran pengucapan Salam antar sesama Muslim
dan
beliau menyebutnya sebagai perbuatan baik yang paling utama
diantara
perbuatan-perbuatan baik yang anda kerjakan.
Ada
beberapa Sabda Rasulullah, SAW yang menjelaskan
pentingnya
ucapan salam antar seluruh Muslim.
Diriwayatkan
oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
“Kamu tidak dapat memasuki Surga kecuali bila kamu beriman.
Imanmu
belumlah lengkap sehingga kamu berkasih-sayang satu sama
lain.
Maukah kuberitahukan kepadamu sesuatu yang jika kamu kerjakan,
kamu
akan menanamkan dan memperkuat kasih-sayang diantara kamu
sekalian?
Tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kepada yang
kamu
kenal maupun yang belum kamu kenal.” (Muslim)
Abdullah
bin Amr RA mengisahkan bahwa seseorang bertanya
kepada
Rasulullah SAW, “Apakah amalan terbaik dalam Islam?”
Rasulullah
SAW menjawab: Berilah makan orang-orang dan tebarkanlah
ucapan
salam satu sama lain, baik kamu saling mengenal ataupun tidak.”
(Sahihain)
Abu
Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
bersabda:”Orang
yang lebih dekat kepada Allah SWT adalah yang lebih
dahulu
memberi Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)
Abdullah
bin Mas’ud RA meriwayatkan Bahwa Rasulullah SAW
bersabda,
“Salam adalah salah satu Asma Allah SWT yang telah Allah
turunkan
ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi
salam
kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah. Jika
jama’ah
suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk
yang
lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab
ucapan
salam.” (Musnad Al Bazar, Al Mu'jam Al Kabir oleh At Tabrani)
Abu
Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Orang
kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam
menyebarkan
Salam.”
Allah
SWT berfirman didalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86:
Apabila
kamu dihormati dengan suatu penghormatan maka balaslah
dengan
penghormatan yang lebih baik, atau balaslah dengan yang serupa.
Sesungguhnya
Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan.
Demikianlah
Allah SWT memerintahkan agar seseorang membalas
dengan
ucapan yang setara atau yang lebih baik. Hal ini telah dicontohkan
oleh
Rasulullah SAW sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jarir dan
Ibnu
Abi Hathim. Suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang duduk
bersama
para sahabatnya, seseorang datang dan mengucapkan, السلام
عليكم
“Assalaamu’alaikum.” Maka Rasulullah SAW pun membalas dengan
ucapan
وعليكم السلام ورØمة “Wa’alaikum salaam wa rahmah” Orang
kedua
datang dengan mengucapkan السلام عليكم ورØمة الله “Assalaamu’alikum
wa
rahmatullah” Maka Rasulullah membalas dengan, وعليكم السلام
ورØمة الله
وبركاته
“Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh” . Ketika orang
ketiga
datang dan mengucapkan “Assalaamu’alikum wa rahmatullah wabarakatuhu.” Rasulullah
SAW menjawab: وعليك ”Wa’alaika”.
Orang
yang ketiga pun terperanjat dan bertanya, namun tetap
dengan
kerendah-hatian, “Wahai Rasulullah, ketika mereka mengucapkan
Salam
yang ringkas kepadamu, Engkau membalas dengan Salam yang
lebih
baik kalimatnya. Sedangkan aku memberi Salam yang lengkap
kepadamu,
aku terkejut Engkau membalasku dengan sangat singkat
hanya
dengan wa’alaika.” Rasulullah SAW menjawab, “Engkau sama
sekali
tidak menyisakan ruang bagiku untuk yang lebih baik. Karena itulah
aku
membalasmu dengan ucapan yang sama sebagaimana yang di
jabarkan
Allah didalam Al-Qur’an.”